Sabtu, 31 Juli 2010

PUISI KEGELAPAN



Kesepian seakan ingin berontak
Bayangan, merah dia t’lah datang
Bertahan menancap keras di dada
sesak terasa

T’lah habis semua minuman
Dan ku suka dengar suara botol pecah
Hilanglah, semua teman tercinta
Tinggalkan ku dengan hati yang patah

Aku tertawa
Setan pun tersenyum
Apa yang telah ku lakukan
Terlambat, tanganku t’lah berlumur darah
Hampir saja, berakhir nafas hidupku

Ku bersumpah, ‘tuk menjadi lebih baik
tanpa dia dan siapa pun itu
Tapi ruang dan waktu tak membantu
Ku hembus, asap rokok terakhir
Api ini tak akan pernah padam

Tekatku kuat ku berlari
Berlari dari semua setan itu
Berharap inilah saat ‘tuk mengucap
S’lamat, tinggal kekecewaan
Tapi hati ini masih tak yakin

Harus ku lupakan semuanya
semua masa laku kelam itu
masa lalu yang terlalu kejam untuk diingat
hilanglah semua kenagan pahit itu

Persetan dengan kepalsuan
Persetan dengan kemurnian
Persetan dengan cinta yang dia sebut
dan Persetan dengan semuanya itu

Ku sadari semua, dalam hidup ini,
kau hanya dapatkan apa yang ‘kan engkau berikan
tinggal kan semua masa lalu yang kelam
dan ucapkan selamat datang untuk dunia kegelapan

2 komentar:

  1. ohhh tuhan ku
    Apa aku tidak pantas lagi kau sebut sebagai hamba mu
    Mengapa kau tidak biarkan aku tahu
    Mengapa kau tidak biarkan aku sekedar tahu siapa nama malaikat mu itu
    Entah mengapa dan kau juga pasti tahu aku merasa rindu
    Entah mengapa aku rindu akan malaikat mu

    Gelap malam, sunyi sepi dan sendiri
    Angin dingin seakan ingin mengiringi
    Mengiringi sebuah melody yang menyayat hati
    Melody yang dimainkan malaikat mu dalam sepi
    Melody yang dimainkan malaikat mu sendiri
    Melody yang dimainkan malaikat mu dalam sunyi

    Tak dapat tebendung hati, tergetar nurani ingin keluar dan memperbaiki hari ini
    Tak dapat tebendung hati untuk mendekati mencoba menyibakan sepi
    Memberanikan diri, kuatkan tekat dan mencoba melangkah mendekati
    Namun puisi ini tidak lagi terdengar seperti puisi kerinduan hati
    Bahkan aku bertanya pada diriku sendiri

    Apa? apa yang dia lakukan pada diriny
    Botol pecah berserakan di dekatnya
    Dan begitu juga dengan puntung-puntung rokok tak ada yang berbeda
    Darah segar mengalir dari nadinya
    Mata terpejam dengan raut kesedihan
    Suara lirih dan menggumam melantunkan "Puisi Kegelapan"

    Apakah dia terluka
    Apakah dia baik-baik saja
    Ku coba langkahkan kaki beranikan diri untuk mengikuti kata hati
    Ku coba langkahkan kaki lewati semua ini bukan untuk berhenti
    Namu dalam kegelapan ini kulihat pemandangan yang menyayat hati
    Malaikat mu tertawa, namun dia tertawa diiringi senyuman-senyuman setan disekitarnya
    Malaikat mu tertawa, namun dia tertawa diiringi tangisan beserta darah dari nadinya

    Gelap, mengapa semakin terasa gelap di sekitarnya
    Mengapa cahaya seakan tidak mau masuk lagi ke tempat ini
    Mengapa kau tidak mau kembali kesini untuk membuatnya berseri lagi
    Mengapa kau tidak mau kembali kesini untuk cerahkan hari, wahai cahaya matahari

    Tuhan jika kau tidak ijinkan matahari untuk terangi lagi tempat ini
    Jika kau tidak ijinkan lagi hari cerah buatnya berseri kembali
    Jika kau tidak ijinkan lagi hari cerah buatnya kembali mengejar mimpi
    Jika kau tidak ijinkan lagi hari yang cerah buatnya tersenyum dan ahiri semua kesedihan ini
    Dan jika matahari mu itu mungkin telah mati
    Jadikanlah aku matahari agar aku selalu dapat melihat senyum dari malaikat mu ini

    -Chl-

    BalasHapus